Dengan menyebut nama Allah yang pemurah dan pengasih.
"Wahai orang-orang mukmin, puasa ramadlan telah diwajibkan atasmu seperti yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa. Yaitu dalam hari-hari yang telah ditentukan (yakni penuh satu bulan ramadlan). Maka siapa sakit diantaramu, atau tengah bepergian, maka wajiblah berpuasa di hari-hari yang lain, sebagai pengganti hari-hari yang ditinggalkan".
( Al-Baqarah 183-184 ).
Sabda Nabi saw:
"Jibril datang kepadaku dan berkata: "Ya Muhammad, tiada seorang bersalawat atasmu, kecuali 70. 000 malikat bersalawat kepadanya, dan siapa diselawati malaikat sekian banyak ini adalah tergolong orang ahli sorga".
Dari Nabi saw., beliau cerita dari Tuhan, sabda firmaNya:
"Segala amal perbuatan manusia adalah hak miliknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah bagiKu, dan Akulah yang membalasnya".
Ketahuilah, bahwa puasa adalah amal ibadah yang bersifat rahasia, di dalamnya tiada unsur populeritas dan yang tahu pasti hanya Allah semata, jauh berbeda dengan amal-amal ibadah lainnya, dengan demikan maka puasa diprioritaskan pahalanya langsung Allah Swt. Yang brhak mengaturnya. Berhubungan dengan ini, Nabi saw bersabda:
"Adalah ketika tiba hari kiamat, nampaklah suatu jamaah yang melayang-layang, terbanga dengan sayapnya seperti burung, di atas pagar-pagar sorga, lalu petugas pengamanan di sorga bertanya: "Maaf, kalau boleh aku tahu, siapakah sebenarnya anda-anda ini? jawab mereka: "Kami adalah jamaah dari umat Muhammad". Lalu, tolong beritahu aku, bagaimana dengan hisab amal-amal anda? jawab mereka: "LAA, kami tidak terkena proses hisab, kami lolos dari hisab. Kemudian bagaimana dengan lintasan shirat anda? jawab mereka: "Tidak kami tanpa melintasi shirat. Petugas sorga dibuat tercengang oleh mereka, akhirnya bertanya: "Nah, kenapa anda sampai pada tingkat kedudukan tertinggi ini? jawab mereka: "Kami dulu sewaktu hidup di dunia, beramal dan taat beribadah kepada Allah penuh rahasia, maksudnya melaksanakan tanpa pamrih, tanpa dorongan populeritas, demikian juga kami di alam kekal ini, diantarkan ke sorga secara rahasia".
Dalam suatu hadists, Nabi saw., bersabda:
Artinya:
"Lima perkara diberikan kepada umatku, tiada pernah diberikan kepada umat sebelumnya,
yaitu:
1. Allah memandang umat ini, penuh rahmat, pada malam pertama Ramadlan, padahal siapa yang
dipandang penuh rahmat olehNya, maka Allah tidak akan menyiksa selama-lamanya.
2. Para malaikat beristighfar bagi umat ini, atas perintah Allah swt.
3. Sungguh, bau mulut ketika berpuasa, di sisi Allah diganti dengan gabda harum melebihi minyak kasturi.
4. Allah berfirman menyuruh sorga supaya menghias diri, dan beruntunglah bagi hanbaKu yang mukmin,
sebab mereka adalah para wali/kekasihKu.
5. Allah mengampuni seluruh umat ini ( umat Muhammad saw. )
Sabda Nabi saw:
Artinya:
"Sungguh, setiap saat malam bulan Ramadlan, Allah membebaskan penghuni neraka sebanyak 600.000 orang, yang telah diponis siksa, hingga lailatul qadar, bahkan di malam kemulyaan ( lailatul qadar ) Allah membebaskan mereka dengan jumblah lebih besar, yaitu sejumblah mereka yang dibebaskan sejak awal Ramdlan, kemudian tepat pada hari raya Fitri, lebih besar lagi yang dibebaskan, yaitu Allah membebaskan penghuni neraka sejumblah bilangan mereka yang telah dibebaskan sejak awal Ramadlan hingga 'Idulfitri".
Sabda Nabi saw:
"Sungguh, Allah menciptakan seorang malaikat berwajah empat, jarak antara wajah satu dengan yang lainnya diperkirakan sejauh 1000 tahun perjalanan. Maka dengan wajah satu ia bersujud hingga kiamat, seraya bertasbih:
SUBHANAANAKA MAA A'DHAMA JAMAALUKA
Artinya:
"Mhasuci Engkau, alangkah indahnya Engkau".
Dan dengan wajah satunya lagi ia pandang neraka jahannam
seraya berguman:
AL-WAILU LIMAN DAKHALAHAA
Artinya:
"Celaka bagi orang yang terjerumus ke dalamnya".
Dan dengan wajah lainnya, ia tatap sorga dan katanya:
THUUBAA LIMAN DAKHALAHAA
Artinya:
"Beruntunglah orang yang menjadi penghuninya".
Macam-macam puasa:
Puasa ada 3 macam (tingkatan). yaitu: "Puasa umum
puasa khusus, dan puasa khawashul khawaah.
1. Puasa umum, yakni puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan umat (orang awam), ialah mengekang
diri dari makan, minum serta bersetubuh suami-isteri.
2. Puasa khusus, yakni puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan para shalihin, ialah mengekang anggota
badan (alat dirinya), dari segala perbuatan dosa, yang demikian ini dapat tercapai, hanya dengan
menguasai 5 perkara secara langgeng, yaitu:
a. Menundukan pandangan mata dari hal-hal yang tercela menurut agama.
b. Memelihara lisan dari ghibah, dusta, adu-domba dan sumpah palsu.
e. Tidak terlalu banyak mengisi perut, disaat berbuka, sakalipun dengan makanan halal.
3. Puasa khawashul khawash, ialah memelihara gerak hati dari tujuan hal-hal yang bersifata dunia semata,
dan tidak semata memikirkannya, dan mengekangnya dari niat atau memikirkan selain Allah.
Bgi tingkatan puasa demikian, apabila memikirkan selain ALLAH, maka gugurlah puasanya
Riwayat wajibnya puasa:
Sehubungan dengan perang menundukan nafsu syahwat, telah diceritakan dalam proses diwajibkannya puasa, demikian: "Bahwasanya Allah Swt, setelah selesai menciptakan akal berfirman: "Hai akal menghadaplah kamu kepadaKu, maka dengan segera akal menghadapNya.
Lalu Allah menyuruhnya: "Mundurlah hai akal, maka ia segera mundur mentaati perintah Allah swt. Kemudian Allah bertanya: "Hai akal, siapakah sebenarnya kamu dan Aku ini? jawabnya: "Ya Allah, Engkaulah Tuhan sesembahanku, sedang aku hanyalah seorang hambaMu yang lemah.
Akhirnya ia dipuji oleh Allah dengan firmanNya: "Hai akal, tiada makluk yang Kuciptakan lebih mulia dibandingkan kamu".
Kemudian Allah ciptakan pula nafsu, dan ketika ia disuruh menghadap Allah, sepatah katapun tiada jawaban darinya. bahkan ketika ditanya: "Siapa kamu, dan siapa Aku? jawabnya: "Aku ya aku, Kamu ya-ya Kamu". Mka dengan demikian ia patut menjalani hukuman, akibat tidak tahu diri, ia disiksa dilemparkan ke dalam kobaran api neraka jahannam selama 100 tahun, dan setelah habis masa hukumannya, ia dikeluarkan dari neraka, lalu ditanya: "Siapa sebenarnya engkau dan siapa pula Aku? jawabnya tiada berbeda debgan dulu: "Aku ya aku, Engkau ya Engkau".
Akhirnya ia dihukum lagi, tapi kali ini ia dilemparkan kedalam neraka lapar selama 100 tahun, sehabis masa hukuman ia ditanya lagi tentang diri dan penciptanya, maka berkat hukuman lapar (puasa) ia mengakui bahwa dirinya adalah seorang hamba yang lemah, dan Allah Tuhanya, itulah sebabnya Allah mewajibkan puasa baginya". (Misykah).
"Wahai orang-orang mukmin, puasa ramadlan telah diwajibkan atasmu seperti yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa. Yaitu dalam hari-hari yang telah ditentukan (yakni penuh satu bulan ramadlan). Maka siapa sakit diantaramu, atau tengah bepergian, maka wajiblah berpuasa di hari-hari yang lain, sebagai pengganti hari-hari yang ditinggalkan".
( Al-Baqarah 183-184 ).
Sabda Nabi saw:
"Jibril datang kepadaku dan berkata: "Ya Muhammad, tiada seorang bersalawat atasmu, kecuali 70. 000 malikat bersalawat kepadanya, dan siapa diselawati malaikat sekian banyak ini adalah tergolong orang ahli sorga".
Dari Nabi saw., beliau cerita dari Tuhan, sabda firmaNya:
"Segala amal perbuatan manusia adalah hak miliknya, kecuali puasa, sebab puasa adalah bagiKu, dan Akulah yang membalasnya".
Ketahuilah, bahwa puasa adalah amal ibadah yang bersifat rahasia, di dalamnya tiada unsur populeritas dan yang tahu pasti hanya Allah semata, jauh berbeda dengan amal-amal ibadah lainnya, dengan demikan maka puasa diprioritaskan pahalanya langsung Allah Swt. Yang brhak mengaturnya. Berhubungan dengan ini, Nabi saw bersabda:
"Adalah ketika tiba hari kiamat, nampaklah suatu jamaah yang melayang-layang, terbanga dengan sayapnya seperti burung, di atas pagar-pagar sorga, lalu petugas pengamanan di sorga bertanya: "Maaf, kalau boleh aku tahu, siapakah sebenarnya anda-anda ini? jawab mereka: "Kami adalah jamaah dari umat Muhammad". Lalu, tolong beritahu aku, bagaimana dengan hisab amal-amal anda? jawab mereka: "LAA, kami tidak terkena proses hisab, kami lolos dari hisab. Kemudian bagaimana dengan lintasan shirat anda? jawab mereka: "Tidak kami tanpa melintasi shirat. Petugas sorga dibuat tercengang oleh mereka, akhirnya bertanya: "Nah, kenapa anda sampai pada tingkat kedudukan tertinggi ini? jawab mereka: "Kami dulu sewaktu hidup di dunia, beramal dan taat beribadah kepada Allah penuh rahasia, maksudnya melaksanakan tanpa pamrih, tanpa dorongan populeritas, demikian juga kami di alam kekal ini, diantarkan ke sorga secara rahasia".
Dalam suatu hadists, Nabi saw., bersabda:
Artinya:
"Lima perkara diberikan kepada umatku, tiada pernah diberikan kepada umat sebelumnya,
yaitu:
1. Allah memandang umat ini, penuh rahmat, pada malam pertama Ramadlan, padahal siapa yang
dipandang penuh rahmat olehNya, maka Allah tidak akan menyiksa selama-lamanya.
2. Para malaikat beristighfar bagi umat ini, atas perintah Allah swt.
3. Sungguh, bau mulut ketika berpuasa, di sisi Allah diganti dengan gabda harum melebihi minyak kasturi.
4. Allah berfirman menyuruh sorga supaya menghias diri, dan beruntunglah bagi hanbaKu yang mukmin,
sebab mereka adalah para wali/kekasihKu.
5. Allah mengampuni seluruh umat ini ( umat Muhammad saw. )
Sabda Nabi saw:
Artinya:
"Sungguh, setiap saat malam bulan Ramadlan, Allah membebaskan penghuni neraka sebanyak 600.000 orang, yang telah diponis siksa, hingga lailatul qadar, bahkan di malam kemulyaan ( lailatul qadar ) Allah membebaskan mereka dengan jumblah lebih besar, yaitu sejumblah mereka yang dibebaskan sejak awal Ramdlan, kemudian tepat pada hari raya Fitri, lebih besar lagi yang dibebaskan, yaitu Allah membebaskan penghuni neraka sejumblah bilangan mereka yang telah dibebaskan sejak awal Ramadlan hingga 'Idulfitri".
Sabda Nabi saw:
"Sungguh, Allah menciptakan seorang malaikat berwajah empat, jarak antara wajah satu dengan yang lainnya diperkirakan sejauh 1000 tahun perjalanan. Maka dengan wajah satu ia bersujud hingga kiamat, seraya bertasbih:
SUBHANAANAKA MAA A'DHAMA JAMAALUKA
Artinya:
"Mhasuci Engkau, alangkah indahnya Engkau".
Dan dengan wajah satunya lagi ia pandang neraka jahannam
seraya berguman:
AL-WAILU LIMAN DAKHALAHAA
Artinya:
"Celaka bagi orang yang terjerumus ke dalamnya".
Dan dengan wajah lainnya, ia tatap sorga dan katanya:
THUUBAA LIMAN DAKHALAHAA
Artinya:
"Beruntunglah orang yang menjadi penghuninya".
Macam-macam puasa:
Puasa ada 3 macam (tingkatan). yaitu: "Puasa umum
puasa khusus, dan puasa khawashul khawaah.
1. Puasa umum, yakni puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan umat (orang awam), ialah mengekang
diri dari makan, minum serta bersetubuh suami-isteri.
2. Puasa khusus, yakni puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan para shalihin, ialah mengekang anggota
badan (alat dirinya), dari segala perbuatan dosa, yang demikian ini dapat tercapai, hanya dengan
menguasai 5 perkara secara langgeng, yaitu:
a. Menundukan pandangan mata dari hal-hal yang tercela menurut agama.
b. Memelihara lisan dari ghibah, dusta, adu-domba dan sumpah palsu.
e. Tidak terlalu banyak mengisi perut, disaat berbuka, sakalipun dengan makanan halal.
3. Puasa khawashul khawash, ialah memelihara gerak hati dari tujuan hal-hal yang bersifata dunia semata,
dan tidak semata memikirkannya, dan mengekangnya dari niat atau memikirkan selain Allah.
Bgi tingkatan puasa demikian, apabila memikirkan selain ALLAH, maka gugurlah puasanya
Riwayat wajibnya puasa:
Sehubungan dengan perang menundukan nafsu syahwat, telah diceritakan dalam proses diwajibkannya puasa, demikian: "Bahwasanya Allah Swt, setelah selesai menciptakan akal berfirman: "Hai akal menghadaplah kamu kepadaKu, maka dengan segera akal menghadapNya.
Lalu Allah menyuruhnya: "Mundurlah hai akal, maka ia segera mundur mentaati perintah Allah swt. Kemudian Allah bertanya: "Hai akal, siapakah sebenarnya kamu dan Aku ini? jawabnya: "Ya Allah, Engkaulah Tuhan sesembahanku, sedang aku hanyalah seorang hambaMu yang lemah.
Akhirnya ia dipuji oleh Allah dengan firmanNya: "Hai akal, tiada makluk yang Kuciptakan lebih mulia dibandingkan kamu".
Kemudian Allah ciptakan pula nafsu, dan ketika ia disuruh menghadap Allah, sepatah katapun tiada jawaban darinya. bahkan ketika ditanya: "Siapa kamu, dan siapa Aku? jawabnya: "Aku ya aku, Kamu ya-ya Kamu". Mka dengan demikian ia patut menjalani hukuman, akibat tidak tahu diri, ia disiksa dilemparkan ke dalam kobaran api neraka jahannam selama 100 tahun, dan setelah habis masa hukumannya, ia dikeluarkan dari neraka, lalu ditanya: "Siapa sebenarnya engkau dan siapa pula Aku? jawabnya tiada berbeda debgan dulu: "Aku ya aku, Engkau ya Engkau".
Akhirnya ia dihukum lagi, tapi kali ini ia dilemparkan kedalam neraka lapar selama 100 tahun, sehabis masa hukuman ia ditanya lagi tentang diri dan penciptanya, maka berkat hukuman lapar (puasa) ia mengakui bahwa dirinya adalah seorang hamba yang lemah, dan Allah Tuhanya, itulah sebabnya Allah mewajibkan puasa baginya". (Misykah).
amien
BalasHapus